Assalamualaikum,
Menyambung perbincangan kita mengenai adab berdoa dan tatasusilanya, kita lihat panduan nombor 10 berikut:
(x) Jangan Berdoa Minta Yang Tidak Baik
Umat Islam diperingatkan oleh Allah (a.w) dan RasulNya supaya berdoa (yakni, memohon) yang baik-baik untuk diri kita dan untuk sesiapa sahaja. Janganlah kita meminta yang tidak baik. Peringatan ini terdapat dalam Ayat 11, Surah Yunus, iaitu:
Firman Allah (a.w): ‘Walau yu’ajjilullaun-nasasy-syarrasy ti’jalahum … (hingga) … liqa-ana fi tu’yanihim.' [Maksud: Dan jikalau sekiranya Allah (a.w) menyegerakan kejahatan (yang diminta) bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami (Allah (a.w)) biarkan orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan kami bergelumang di dalam kesesatan mereka.] [Ayat 11, Surah Yunus]
Sifat Allah (a.w) itu amat kasih dan sayang akan hamba-hambaNya sehingga apakala mereka kesal atau marah menginginkan kecelakaan kepada dirinya, hartanya dan anak-anaknya, maka Allah (a.w) tidak menyegerakan permintaannya. Tetapi, jika mereka inginkan sesuatu yang sebaliknya, yakni kebaikan dan seumpamanya terhadap dirinya, hartanya dan anak-anaknya, maka Allah (a.w) segera menerima doanya. Kerana seandainya Allah (a.w) menyegerakan permintaan yang tidak baik tersebut, dan dikabulkanNya, maka pastilah dia atau hartanya atau anaknya binasa. Inilah sifat kerahmatan Allah (a.w) supaya membolehkan manusia itu berfikir semula apa yang dipohonnya.
Sehubungan itulah Rasulallah (s.a.w) menasihatkan umatnya dengan bersabda:
Diriwayatkan hadith daripada Jabir bin Abdullah (r.a) berkata Rasulallah (s.a.w) bersabda: ‘La tad’u ‘ala anfusikum la tad’u ‘ala auladikum la tad’u ‘ala amwalikum la tuwafiqu minallahi saatan fiha ijabatan fayastajiblakum) [Maksud: Janganlah kamu berdoa (mengharapkan kecelakaan) bagi diri kamu sendiri, bagi anak-anak kamu dan bagi harta kekayaan kamu, sebab kalau doa itu jatuh tepat pada saat penerimaannya (oleh Allah (a.w)), maka mungkin Allah (a.w) akan menerima doamu itu] [Hadith Abubakar al-Bazar]
Para mujahid yang mentafsirkan ayat Surah Yunus di atas memberikan beberapa contoh doa yang tidak patut didoakan, seperti: meminta Allah (a.w) tidak memberkati sesuatu terhadap seseorang, dan melaknat seseorang. Dalam masyarakat Melayu, terutama mereka yang jahil dengan Islam dari segi ilmu, apakala marah-marah melaknat dan mencelakakan orang lain, termasuk anak isteri sendiri. Jikalah permintaan sedemikian jatuh pada saat dimakbulkan Allah (a.w), maka akan terjadilah musibah kepada orang yang didoakan itu. Mereka akan menyesal setelah datang semula kewarasan otak mereka atau setelah sedar dari kemarahan mereka. Maka dengan itu Allah (a.w) mengingatkan hambaNya tentang kerahmatanNya bahawa doa yang tidak baik itu dilambatkan pengkabulannya supaya memberi masa kepada manusia beristighfar semula dan memohon keampunan kepadaNya dan menarik balik permintaan buruknya. Demikian jugalah peringatan Rasulallah (s.a.w) mengenai perkara yang sama.
Umat Islam diperingatkan oleh Allah (a.w) dan RasulNya supaya berdoa (yakni, memohon) yang baik-baik untuk diri kita dan untuk sesiapa sahaja. Janganlah kita meminta yang tidak baik. Peringatan ini terdapat dalam Ayat 11, Surah Yunus, iaitu:
Firman Allah (a.w): ‘Walau yu’ajjilullaun-nasasy-syarrasy ti’jalahum … (hingga) … liqa-ana fi tu’yanihim.' [Maksud: Dan jikalau sekiranya Allah (a.w) menyegerakan kejahatan (yang diminta) bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami (Allah (a.w)) biarkan orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan kami bergelumang di dalam kesesatan mereka.] [Ayat 11, Surah Yunus]
Sifat Allah (a.w) itu amat kasih dan sayang akan hamba-hambaNya sehingga apakala mereka kesal atau marah menginginkan kecelakaan kepada dirinya, hartanya dan anak-anaknya, maka Allah (a.w) tidak menyegerakan permintaannya. Tetapi, jika mereka inginkan sesuatu yang sebaliknya, yakni kebaikan dan seumpamanya terhadap dirinya, hartanya dan anak-anaknya, maka Allah (a.w) segera menerima doanya. Kerana seandainya Allah (a.w) menyegerakan permintaan yang tidak baik tersebut, dan dikabulkanNya, maka pastilah dia atau hartanya atau anaknya binasa. Inilah sifat kerahmatan Allah (a.w) supaya membolehkan manusia itu berfikir semula apa yang dipohonnya.
Sehubungan itulah Rasulallah (s.a.w) menasihatkan umatnya dengan bersabda:
Diriwayatkan hadith daripada Jabir bin Abdullah (r.a) berkata Rasulallah (s.a.w) bersabda: ‘La tad’u ‘ala anfusikum la tad’u ‘ala auladikum la tad’u ‘ala amwalikum la tuwafiqu minallahi saatan fiha ijabatan fayastajiblakum) [Maksud: Janganlah kamu berdoa (mengharapkan kecelakaan) bagi diri kamu sendiri, bagi anak-anak kamu dan bagi harta kekayaan kamu, sebab kalau doa itu jatuh tepat pada saat penerimaannya (oleh Allah (a.w)), maka mungkin Allah (a.w) akan menerima doamu itu] [Hadith Abubakar al-Bazar]
Para mujahid yang mentafsirkan ayat Surah Yunus di atas memberikan beberapa contoh doa yang tidak patut didoakan, seperti: meminta Allah (a.w) tidak memberkati sesuatu terhadap seseorang, dan melaknat seseorang. Dalam masyarakat Melayu, terutama mereka yang jahil dengan Islam dari segi ilmu, apakala marah-marah melaknat dan mencelakakan orang lain, termasuk anak isteri sendiri. Jikalah permintaan sedemikian jatuh pada saat dimakbulkan Allah (a.w), maka akan terjadilah musibah kepada orang yang didoakan itu. Mereka akan menyesal setelah datang semula kewarasan otak mereka atau setelah sedar dari kemarahan mereka. Maka dengan itu Allah (a.w) mengingatkan hambaNya tentang kerahmatanNya bahawa doa yang tidak baik itu dilambatkan pengkabulannya supaya memberi masa kepada manusia beristighfar semula dan memohon keampunan kepadaNya dan menarik balik permintaan buruknya. Demikian jugalah peringatan Rasulallah (s.a.w) mengenai perkara yang sama.
Demikianlah, kita telahpun teliti 10 adab dan tatasusila berdoa mengikut ketetapan al-Quran dan as-Sunnah. Semoga saudara telah faham dan bertekad, mulai dari sekarang, memperbetulkan tatacara kita berdoa. Semoga doa kita diterima Allah (a.w), Amin.
Jazakallahu khairah
No comments:
Post a Comment