Thursday, April 7, 2011

Kebaikan dalam Mendapat Musibah

Assalamualaikum,
Saudara, dalam hidup kita pastilah kita mengalami pahit maung hidup dan juga manis madu kehidupan pula, mungkin bersilih ganti. Suatu ketika kita mendapat sesuatu yg amat kita sukai atau kita hajati. Suatu ketika pula kita menghadapi sesuatu peristiwa atau keadaan yg sangat kita benci dan amat menyayat hati atau menyedihkan. Kita sukakan sesuatu dan kita juga bencikan sesuatu. Itulah naluri kehidupan manusia. Kita gembira mendapat yg disukai (contoh: spt kita dihadiahkan oleh sahabat suatu yg amat kita sukai, dan mungkin tak terfikir pula kita boleh mendapatinya, tiba-tiba diberikan), kita berdukacita kalau berdepan atau menghadapi sesuatu yg menimpa kita (contoh: seorang yg kehilangan sesuatu yg disayanginya, spt kereta yg baru dibelinya dan kematian kucing kesayangannya atau keretanya dilanggar atau digesel orang dan seumpamanya).
Saudara, semua manusia tak mahukan sesuatu yg tidak disukainya berlaku padanya. Sebaliknya, kita pasti gembira apabila sesuatu yg disukai itu kita dapati atau dberikan orang kpd kita pula.
Saudara, di dalam Islam (= Islam yg berdasarkan ilmu dan panduan yg haq, iaitu Islam yg didasarkan serta dipandu oleh ketetapan al-Quran dan as-Sunnah), musibah itu baik untuk kita dgn syarat kita rida (kerana segala sesuatu itu kebaikan atau keburukan semuanya datang dari Allah (a.w) sebagai ujian kpd kita). Orang Islam yg iman itu disuruh berdoa kpd Allah (a.w) untuk dapatkan sesuatu dan elakkan dari sesuatu yg tidak diingini mengenai diri kita dan keluarga kita. Segala keburukan yg berlaku dalam Islam ada hikmahnya, ada kebaikannya. Maka dgn itulah dalam sepotong hadith, contohnya, Rasulallah (s.a.w) menyebutkan betapa murninya ugama Islam dan orang yg beriman itu, kerana kalau dia mendapat kebaikan dia bersyukur kpd Allah (a.w) dan kalau dia mendapat kesusahanpun dia tetap bersyukur kpd Allah (a.w).
Begitulah juga dgn musibah. Jika kita seorang yg benar dalam Islam dan faham ketetapan Islam, maka kita akan dapatkan berbagai manfaat dari musibah yg menimpa kita - sama ada musibah itu besar atau serius atau kecil sahaja.
Menceritakan hadith oleh Omar b Kathir b Aflah yg beerkata: 'Aku mendengar ibnu Safinah menceritakan hadith bahawa dia mendengar Ummu Salamah, isteri Nabi (s.a.w), berkata: 'Aku mendengar Rasulallah (s.a.w) bersabda: 'Tidak ada dari seorang hamba yg ditimpa musibah, maka berkata dia (yakni, berdoa): 'Inna lillahi wa-inna ilahi raji'una. Allahummak jurni fi musibati wakhlif li khairan minha' (yg bermaksud: 'Sesungguhnya kami bagi Allah (a.w) (i.e. dari Allah), dan sesungguhnya kami kpdNya (i.e. Allah) kembali kami. Ya Allah (a.w)! Semoga memberi pahala kpdku di dalam musibah ini, dan mengganti oleh Allah (a.w) bagiku yg lebih baik darinya (i.e. musibah ini).' , kecuali memberi pahala kpd orang itu oleh Allah (a.w) di dalam musibah yg dihadapi/dialaminya dan akan memberi Allah (a.w) lebih baik dari musibah yg dialaminya.' Berkata dia (Ummu Salamah): 'Maka ketika diwafatkan (i.e. dimatikan  Abu Salamah (i.e. suaminya), maka berkata aku (i.e. membaca aku doa) sepertimana yg diperintahkan (yakni, diajarkan) kpdku oleh Rasulallah (s.a.w), maka mengganti Allah (a.w) padaku yg lebih darinya (i.e. dari Abu Salamah, iaitu) Rasulallah (s.a.w).' [Hadith Muslim, Kitab Jenazah]
Saudara, hadith ini menceritakan bahawa seseorang yg menghadapi sesuatu musibah, maka dia bersabar, menyebut kalimah Istirjak tersebut (i.e. 'Inna lillahi wa-inna ilaihir- rajinuna'), kemudian berdoa pula memohon kpd Allah (a.w) dgn kalimah 'Allahumma-ajjurni fi musibati, wakhlif li khairan minha', supaya digantikan (compensate) dgn sesuatu yg lebih baik sebagai gantinya pula. Hadith di atas itu menceritakan bahawa Ummu Salamah diajarkan oleh Rasulallah (s.a.w) supaya menyebut kalimah Istirjak dan berdoa ketika berlaku sesuatu musibah kpdnya. Maka, ketika meninggal suaminya, dia teringat apa yg diajarkan oleh Rasulallah (s.a.w), maka dibacanya. Maka Allah (a.w) menggantikan apa yg dia kehilangan (yakni, suaminya Abu Salamah) dan Allah (a.w) menggantikan suatu yg lebih baik dari yg dia kehilangan (i.e. mendapat Rasulallah (s.a.w) sebagai suami pengganti baginya). Demikianlah janji Allah (a.w) dan RasulNya itu pasti berlaku. [Nota: Keberkatan doa ini adalah apabila dibaca kalimah Istirjak itu kemudian diikuti dgn doa tersebut sebaik sahaja mengalami musibah tersebut, bukan setelah mengeluh atau mencaci musibah, baru kita baca.] 
Saudara, mudah-mudahan kita jadikan kelaziman dan tabi'at murni membaca kalimah Istirjak setiap kali menghadapi musibah - kecil atau besar - kemudian berdoa, dgn harapan agar Allah (a.w) kurniakan ganti yg lebih baik untuk kita.
Seseorang yg kental imannya dan yakin dia dgn ugamanya bersandarkan ketetapan al-Quran dna as-Sunnah, pasti diberi ganjaran pahala dan kemanfaatan mengamalkan sesuatu ketetapan Allah (a.w) dan RasulNya.

Jazakallahu khairah

No comments:

Post a Comment